Jumat, 30 Maret 2012

tulang


Bahaya Kanker sumsum tulang belakang

Share this history on :
0diggsdigg
Kanker sumsum tulang belakang termasuk salah satu penyakit terlangka yang belum ada obatnya. Biasanya, sumber utama berasal dari bagian tubuh lain yang menyebar ke tulang belakang. Oleh sebab itu, Anda perlu waspada bila sering merasa nyeri pada leher atau punggung.

Franky Sahilatua, musisi legendaris Tanah Air berpulang karena menderita penyakit langka yang mematikan pada pertengahan April 2011. “Hemoglobinnya turun sampai 7, awal dibawa ke sana sama sekali tidak sadar,” ucap Harwantiningrum, istri Franky, saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (19/4).

Franky didiagnosa menderita multiple myeloma. Penyakit ini lebih banyak menyerang pria daripada wanita dengan perbandingan 3:2, kulit hitam lebih sering terkena dibanding kulit putih, dan biasanya ditemukan pada usia di atas 40 tahun.

“Multiple myeloma termasuk jenis kanker yang jarang ditemukan. Di antara 100 ribu penduduk, hanya dua sampai tiga orang yang mungkin terserang kanker ini. Belum diketahui apa penyebabnya dan sampai saat ini belum ditemukan metode pengobatan yang bisa menyembuhkan penderitanya secara total,’’ jelas Dr. Benjamin Mow, seorang ahli onkologi.

Multiple myeloma, lanjut Dr. Benjamin, merupakan kanker yang diawali dengan ketidaknormalan pertumbuhan sel plasma (salah satu bagian sel darah putih) dalam sumsum tulang. Pertumbuhan ini menekan fungsi sumsum tulang sebagai tempat diproduksinya sel-sel darah. Akibatnya, penderita mudah mengalami infeksi, anemia, dan gangguan ginjal. Selain itu, kanker itu menyebabkan kerapuhan tulang.

Ketua tim dokter Franky, Dr Imran Nito Sp.PD, saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Rabu (20/4) mengatakan, penekanan terhadap sumsum pada kasus Franky sangat parah sehingga produksi sel darah merah dan reproduksi trombosit menurun. Padahal, fungsi sel darah merah sangat penting bagi oksigenisasi tubuh dan organ vital lainnya.

Sebenarnya, kasus kanker tulang belakang yang paling banyak terjadi adalah metastasis, yaitu penyebaran ke tulang belakang dimana sumber utama berasal dari bagian tubuh lain. Perjalanan penyakitnya diawali dengan pertumbuhan sel plasma, yakni salah satu bagian dari sel darah putih dalam sumsum tulang yang tidak normal. Sel plasma itu dalam kondisi normal diperlukan karena menghasilkan protein yang disebut antibodi, sebagai bagian dari sistem imunitas tubuh.

Sel plasma yang abnormal ini tidak hanya di sumsum, tapi juga pada bagian tubuh lain seperti tulang panggul, tulang rusuk, serta tulang tengkorak. Karena itu disebut multiple myeloma. Antibodi yang dihasilkan pun ikut meningkat. Antibodi yang abnormal tadi terkumpul di dalam darah atau urin. Pecahan dari antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) kerap terkumpul di ginjal, merusak dan memicu gagal ginjal.

Gejala yang sering dikeluhkan penderita multiple myeloma antara lain: nyeri tulang, biasanya pada leher, punggung dan tulang-tulang rusuk, mudah lelah, mengalami infeksi dan demam berulang, gagal ginjal, kerapuhan tulang bahkan patah tulang belakang, gangguan buang air kecil seperti inkontinensia urin.

Perjalanan penyakit ini tergolong cepat. Peningkatan sel yang tak terkontrol bisa merusak tulang belakang dan jaringan sekitarnya. “Sederhananya, kanker ini mendesak tulang,” kata Noorwati Sutandyo, pakar penyakit dalam darah dan kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais. Tulang belakang yang rapuh mudah retak dan bisa menyebabkan saraf-saraf di tulang belakang terjepit. Akibatnya penderita akan merasakan gejala saraf terjepit.

Untuk menegakkan diagnosa multiple myeloma dapat dibantu dengan pemeriksaan darah, pemeriksaan CT (computerized tomography) scan dan MRI (Magnetic Resonance Imaging). CT scan dapat digunakan untuk mengidentifikasi persis di mana tumor atau untuk memeriksa setiap penyebaran kanker. Sedangkan MRI (Magnetic Resonance Imaging) lebih akurat lagi. Biopsi sumsum tulang penting dilakukan untuk mengetahui jenis kankernya.

Pengobatan terhadap kanker multiple myeloma yang ada saat ini belum dapat menjamin kesembuhan total penderitanya. Radioterapi dan kemoterapi merupakan terapi yang umum diberikan pada penderita. Kemoterapi membunuh sel-sel myeloma yang tumbuh dengan cepat namun obat dapat juga membahayakan sel-sel yang normal.

Efek sampingnya pun beragam, diantaranya nafsu makan yang buruk, mual dan muntah, diare, sembelit (konstipasi), rasa mengantuk, mati rasa atau kesemutan pada tangan atau kaki, dan tekanan darah rendah. Keluhan ini hilang ketika perawatan berakhir.

Terapi lainnya bagi penderita multiple myeloma yaitu mendapatkan transplantasi sel induk (stem cell). Transplantasi sel induk memungkinkan penderita untuk dirawat dengan dosis obat-obat yang tinggi, yang dapat menghancurkan sel-sel myeloma maupun sel-sel darah normal pada sumsum tulang. Setelah menerima perawatan dosis tinggi, dimasukkan sel-sel induk yang sehat melalui pembuluh darah seperti transfusi darah. Sel-sel darah yang baru berkembang dari sel-sel induk yang ditransplantasikan dan menggantikan sel yang rusak karena kemoterapi. Sel-sel induk bisa berasal dari penderita atau dari pendonor.

Tanpa pengobatan, penderita kanker multiple myeloma mungkin hanya bertahan hidup setahun. Dengan radioterapi, kemoterapi, dan terapi stem cell, harapan hidup penderita bisa mencapai lima hingga tujuh tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar